Kamis, 25 Mei 2017

Kecoa dan Rokok

Andai saja aku ini kecoa!
Lah, kamu kan sudah jadi kecoa
yang dari cubluk ke terowongan kelana
tanpa kepala
yang mustahil dimusnah-habis dari petala bumi,
dan berkoloni di balik lemari
Bising. Ngusik tidur, berlari
di sela ranjang malam hari
--memamah telur dalam sepatu kesukaanku

kadang aku tak kuasa membendung keusilan menginjakmu
sampai pejret-penyek. Gak papa? Enggak mau!

Baiklah, kalau begitu, aku pengin jadi rokok saja! Lah, ngapain?
Ya, pokoknya jadi rokok!
Boleh, asal jangan kau omeli langit di atas rumahmu
jika kamu memang berandai jadi rokok
yang kuhisap batang demi batang tanpa hingga
dan kamu menyalak jingga
asapmu menyeruak ke angkasa
tapi kamu akan berakhir di bak sampah, bergumul dengan botol aqua atau popok bekas

Besok kan kamu bisa beli rokok lagi! Iya, mungkin besok aku bisa beli bungkus baru di warung,
membakarmu lagi hidup-hidup,
meracaukan nikmat yang nihil untuk dieja akal sehat
tapi takkan lagi kamu temui aku dalam wujud seperti kemarin
Esok aku jadi orang baru, cermin pun tidak mengenali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar