Sabtu, 31 Mei 2014

Senja Bagian Dua

Aku menaruh harap ketinggian
Pada senja yang tahu-tahu
diculik malam
Sempat aku sok jago mau nyulik balik
Tidak bisa. Harus nunggu esok
Tapi esok tak bisa janji ada lelaki
yang bercelana pendek.
Merokok dan menghembuskan asapnya(sebatang Avolution yang kurus mungil di dalam tangan lembutnya)
hingga membaur intim dengan kilau langitan jingga
Sembari menerawang ke ufuk telanjang mata
Hanyut kesasar ia di sana
Seolah kehidupannya bergulir seksama
di bola mentari jingga itu
Mengikhlas diri hanyut sampai mabuk
sebelum gelap menggagahi jingga
-- tanpa tahu bahwa perhelatan senja itu
padahal abadi di matanya. Setiap hari


Sayang dia enggan berbagi senja
sekalinya berbagi, ia sukarela
bagi ke banyak mata
Tanpa tahu bahwa cuma aku yang
mati-matian menculik balik senja dari malam
yang kalau ngamuk tidak kasih ampun
sementara si senja itu anteng main-main
di matanya. Bukan diculik sesiapa