Senin, 23 September 2013

Puisi Singkat Tentang Topeng

di jalanan orang-orang pada pakai topeng
bergumul dan obrol masing-masing. 
padahal saling memakan, saling kupas daging
tapi mereka tetap saja haha hihi haha hihi
tidak merasa linu atau geli

semua beda kalau pakai topeng. hati saja tidak kenal wajah sendiri.
kepala mana kenal otak sendiri.
bahkan di tepi jalanan itu, dijual topeng-topengan oleh para penjaja
sepuluhribu satu, limabelas dua! murah, Buk, murah.
semua sudah pada punya.  Mosok kamu belum punya?

semua bilang suka, semua bilang ayo, semua bilang siap
semua bilang cinta, semua bilang lawan, semua bilang ikhlas
semua bilang redo, semua bilang takut, semua bilang jujur
semua bilang tahik, semua bilang biji kelamin, semua bilang jancuk
semua bilang aaaah, semua bilang iiiih
semua bilang a i u e o, semua bilang wok wok wok wok
semua angguk, semua geleng.

Semua terasa seperti irama nina bobok di balik topeng itu. Bikin ngantuk.
dan muka kami tidak sedang mengantuk, kami pura-pura tidak ngantuk
kan pakai topeng
karena kita sudah hafal apa artinya kata-kata jika kita sama-sama pakai topeng
yang dijual sepuluhribu satu, limabelas dua! di seberang jalan itu.

aku memilih minum kopi saja.

Bardjan. September 2013.
mungkin pakai topeng juga


Tidak ada komentar:

Posting Komentar