Senin, 30 September 2013

Pertemuan

Kita berhutang lagi pada pertemuan selanjutnya; pada senja yang mataharinya perlahan dilahap awan sebagai kudapan malam.
Kita berhutang lagi pada pertemuan selanjutnya; pada malam yang tidak pernah ngeluh untuk bersaksi atas jamuan rindu kita saat itu. Angin membelai malu-malu rambutmu. Rembulan jadi muram pasi, mencemburui ketampananmu. Tidak pernah malam sesyahdu ini dalam hidup saya. Maka itu, izinkan saya membikin kenangan malam ini pada bulu matamu yang lentik.

Dan ketika detik waktu kembali pulang ke arlojinya masing-masing (juga pada arloji di tangan kananmu), saya hafal bagaimana kelanjutannya: kita lunas malam ini. Tapi kita berhutang lagi pada pertemuan-pertemuan selanjutnya. Kamu tahu betul,  saya mana mungkin kenyang.



Teruntuk Wilaga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar