Jumat, 17 Januari 2014

Pahlawan Kami


PAHLAWAN KAMI

“Pagi ini televisi menyiarkan iklan kesukaan kami lagi. Mengenai pahlawan-pahwalan kami yang dipercayai dapat menyelamatkan kami dari perut lapar, menyuplai beras dan kebutuhan kami lainnya cuma-cuma. Tidak lupa juga pahlawan-pahlawan kami bakal membayar uang untuk susu-susu para bayi kurus di kampung sini, membebaskan uang sekolah, membeli sepatu dan seragam baru untuk si Budi, membangunkan rumah-rumah dan sekolah-sekolah yang lebih bagus pula. Oh ya, saya pun masih ingat, mereka bahkan berniat mensejahterakan petani. Ayah saya petani, kebetulan.

Sudah, jangan berburuk sangka dulu kepada pahlawan-pahwalan kami. Mereka orangnya baik, jujur, dermawan, pasti mau turun berbaur dengan para warga di kampung kami, dan bersenda gurau dengan kami sambil minum kopi hitam. Sudah lama kami merindukan orang seperti itu.

Tidak. Mereka tidak akan korupsi. Mereka bilang begitu. Mereka bukan orang picik. Kalian saja mungkin yang kerjaannya suudzon melulu. Tentu kami yakin. Begitu yang mereka lakukan di acara televisi setiap pagi. Bukan hanya pagi. Siang sore malam juga. Ya, mereka berbicara di atas panggung. Di hadapan orang-orang macam kami dan senasib pula dengan kami. Saya tahu merekalah jawaban yang dikirimkan Tuhan untuk menyelamatkan kami. Merekalah pahlawan kami.
Setidaknya itu yang kami lihat di televisi. Diatayangkan setiap hari. Di sela-sela acara sinetron, acara komedi, dan acara musik favorit kami. Pagi siang sore malam.”





Tidak ada komentar:

Posting Komentar