Menangislah aku
sedang badan dan jiwa penuh kepapaan
kujumpai ia dalam rupa
yang tak puas bikin aku bertanya
"Kau ini apa? Manusia apa mimpi?"
berkali kutonjok muka sendiri
Sebab angan-angan lunas sudah
kala ia bersukarela
kusematkan sumpah setia
Padahal ia hafal betul
aku terlalu kaya
akan kepapaan
Tapi ia begitu penyayang
sedang diri tak bisa sepadan:
aku si brengsek yang melupa diri
suka minta lebih-lebih
mencoba menguasai
sampai sering gila sendiri
kemakan cemburu melebihi api
Menangislah aku
kala kudengar ucap,
"tidak pernah ada wanita yang kucinta sebegininya
selain kamu."
Seketika hina aku pada diri sendiri
Lantas kubalas saja kala itu juga,
"Tapi aku penuh papa!"
dan ia tak pernah ambil peduli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar