saya tengok wajahmu yang sedang lelap-lelapnya terpejam di ranjang
saya jadi iseng-iseng mikir
apakah itu wajahmu jua ketika terbaring di batas usia?
apakah begitu rupamu ketika jika kamu pergi selamanya
plesiran ke dunia yang sana, sampai lupa waktu pulang?
meninggalkan saya yang mati sejiwa-jiwanya kalau hidup tanpa kamu
kemudian saya arahkan pandang saya ke bawah ranjang
ada si belang, kucing saya yang terlelap juga, mendengkur dengan lucunya,
macam manusia
tertawalah saya dibuatnya sampai pecah keheingan
bukannya apa-apa
saya tidak kuat kalau disuruh membayangkan yang pertama tadi
Bardjan, malam November
Tidak ada komentar:
Posting Komentar